![]() |
Peserta HPN 2019 |
Kegiatan ini dihadiri oleh para peneliti, dosen, mahasiswa, tenaga entomolog, petugas kesehatan di Puskesmas, Puskesmas, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai/Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (B/BTKL PP), Litbang, pest control dan praktisi di bidang vector control. Pada Seminar HPN ini BBTKL PP Yogyakarta dihadiri oleh Kepala BBTKL PP Yogyakarta, DR. dr. Irene, MKM, Kabid Surveilans Epidemiologi Sayekti Udi Utama, SKM, M.Kes, Kabid ADKL Feri Astuti, ST, MPH, dan 3 (tiga) orang Entomolog yaitu Dr. Andiyatu, SKM, M.Si,, Yohanes Didik Setiawan, S.Si. M.Sc dan Yuli Patmasari, Am.KL.
![]() |
Kepala BBTKL PP Yogyakarta dalam HPN 2019 |
Kegiatan ini diawali dengan Laporan Ketua Panitia yang disampaikan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Ditjen P2P Kemenkes RI, tentang pelaksanaan dan tujuan kegiatan ini.
![]() |
Pelantikan SICENTIK |
Di Kota Semarang, pengendalian lintas sektoral sangat baik, diantaranya peranan tim penggerak PKK Kota Semarang lewat gerakan satu rumah satu jemantik yang berkontribusi terhadap pengendalian demam berdarah di Semarang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr. Yulianto Prabowo, M.Kes, menyampaikan bahwa berkehidupan secara bersih dan sehat perlu terus ditanamkan, hal lain yang diterapkan di antaranya mendorong dokter klinik di setiap klinik di Jateng menguasai 155 diagnosis penyakit termasuk diagnosis Demam Berdarah Dengue yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti ini. Penyakit dengue diklasifikasikan menjadi tiga.yakni DBD atau Dengue Hemorrhagic Fever, Dengue High Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). DHF dan DSS urusan rumah sakit. Tetapi masyarakat terkena DBD harus bisa didiagnosis oleh dokter klinik dan puskesmas.
Selanjutnya adalah sambutan dari Wakil Rektor Bidang Komunikasi dan Bisnis Undip, Dr. Darsono, S.E., Akt., MBA menyampaikan bahwa seminar ini diinisiasi oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undip dan Kemenkes. Semoga lewat ini, ada pemecahan masalah agar penyakit-penyakit tersebut kasusnya cepat berkurang.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan (Menkes)Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM(K) pada “Seminar Nasional Peringatan Hari Pengendalian Nyamuk 2019” yang dibacakan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes disampaikan, kondisi yang sama juga terjadi di banyak negara berkembang. Beberapa pakar menyebut kondisi itu sebagai triple burden karena mereka memisahkan penyakit menular dengan kecelakaan/ruda paksa atau injury. Mengingat potensi penyebaran penyakit tular vektor yang sangat banyak dan wilayahnya sangat luas, maka upaya melakukan pengendalian vektor tanpa menganggu ekosistem menjadi ujung tombak dalam rangka upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor di Indonesia.
Pengendalian vektor tidak sederhana karena berkaitan dengan lingkungan sebagai tempat perkembangbiakan yang pada beberapa kesempatan ada hubungannya dengan sumber perekonomian masyarakat. Selain itu juga berkaitan dengan perilaku masyarakat, yang dipengaruhi oleh berbagai determinan kehidupan sosial kemasyarakat atau kultural di masing-masing daerah. Pengendalian vektor menjadi tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa, baik pemerintah, masyarakat, akademisi dan/ atau dunia usaha.
Di negara tropis seperti Indonesia, nyamuk dengan mudah berkembang biak karena mempunyai habitat yang sesuai, seiring dengan meningkatkan mobilitas penduduk. Kondisi ini menyebabkan transmisi penyakit tular nyamuk dapat terjadi di mana saja bukan hanya di kota, namun juga di desa bahkan di daerah pegunungan atau rawa, hutan bakau dan berbagai ekosistem lainnya.
![]() |
Penyerahan Rekor MURI 9130 |
![]() |
Sambutan Gubernur Jawa Tengah |
![]() |
Dirjen P2P bersama Kepala BBTKL PP Yogyakarta mengunjungi stand Pameran |
Setelah itu dilanjutkan dengan Presentasi Panel 2 yaitu Keterpaduan program dan riset Bidang P2PTVZ yang dimoderatori oleh Sesditjen P2P dr. Ahmad Yurianto.
Panel 3 dimoderatori oleh Prof. Sudomo, Ph.D yaitu Pengendalian Vektor, Panel 4 dimoderatori oleh Kapus UKM yaitu Diagnosis dan Tatalaksana, serta Panel 5 dimoderatori oleh DR. dr. Rita Kusriastuti, M.Sc yaitu Best Practice Vector and Dengue Control in Taiwan. Dan seminar ini diakhiri dengan penutupan oleh Direktur P2PTVZ.
![]() |
Presentasi Poster BBTKL PP Yogyakarta |
- Rapid Survey tingkat pemilikan dan Penggunaan Kelambu Berinsektisida – LLINs di Kabupaten Lintas Batas Bukit Menoreh dan Sekitarnya.
- Uji Resistensi Vektor Anopheles maculatus dan Anopheles vagus dengan Metode WHO dan CDC Bottle di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019.
- Monitoring dan Resistensi Vektor Malaria Terhadap Insektisida Pyretroiid di Purworejo Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019.
- Monitoring dan Resistensi Vektor Malaria Terhadap Insektisida Pyretroiid di Purworejo Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019.
(DR. dr. Irene, MKM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar