Jumlah kumulatif kasus HIV di Provinsi Sumatera Barat sejak pertama kali ditemukan tahun 1992 sebanyak 1 orang melalui sero survey sampai dengan bulan Juni 2011 tercatat sebanyak 663 kasus. Sampai dengan Desember 2010 tercatat 624 kasus HIV/AIDS di RS Rujukan (72 HIV dan 552 AIDS). Pada tahun 2011, sampai dengan Juni 2011 tercatat 39 kasus (3 HIV dari sero survey dan 36 AIDS dari RS). Pada tahun 2010 sebayak 128 kasus.
Jika dilihat dari Data Nasional (Kemenkes, Juni 2011), terlihat bahwa Provinsi Sumatera Barat adalah peringkat 13 dari 33 provinsi di Indonesia.
Jika dilihat dari penularan, maka penularan terbanyak adalah melalui Pengguna NAPZA suntik/IDU 49,09%, diikuti heteroseksual 29,09% dan jika dilihat dari pekerjaan, yang tertinggi adalah 36,67% dan ibu rumah tangga 11,52%.
Tingkat perkembangan kasus meningkat dari tahun ke tahun disebabkan karena akses yang meningkat (adanya beberapa klinik VCT dan konselor disemua kabupaten/kota), sehingga kasus ditemukan dan diharapkan dapat memutus rantai penularan. Saat ini seluruh Kabupaten/Kota sudah mempunyai kasus HIV/AIDS.
Beberapa peraturan yang mendukung di Provinsi Sumatera Barat adalah:
Tema peringatan tahun ini adalah “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS”. Sub-Tema: “Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja sebagai bagian dari Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, serta Slogan untuk kampanye adalah : ”STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja”
Bentuk Kegiatan yang dilakukan di Provinsi Sumatera Barat antara lain meliputi:
Penulis: Pribadi (DR. dr. Irene, MKM)
Jika dilihat dari Data Nasional (Kemenkes, Juni 2011), terlihat bahwa Provinsi Sumatera Barat adalah peringkat 13 dari 33 provinsi di Indonesia.
Jika dilihat dari penularan, maka penularan terbanyak adalah melalui Pengguna NAPZA suntik/IDU 49,09%, diikuti heteroseksual 29,09% dan jika dilihat dari pekerjaan, yang tertinggi adalah 36,67% dan ibu rumah tangga 11,52%.
Tingkat perkembangan kasus meningkat dari tahun ke tahun disebabkan karena akses yang meningkat (adanya beberapa klinik VCT dan konselor disemua kabupaten/kota), sehingga kasus ditemukan dan diharapkan dapat memutus rantai penularan. Saat ini seluruh Kabupaten/Kota sudah mempunyai kasus HIV/AIDS.
Beberapa peraturan yang mendukung di Provinsi Sumatera Barat adalah:
- SK Gubernur Sumbar No. 15/1994 tentang KPA Provinsi, direvisi SK Gubernur 21/2004, direvisi SK Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 440-108-2008.
- Perda 11/2001 tentang Pemberantasan Maksiat.
- SK Gubernur Sumatera Barat No. 400-286-2002 tentang Tim Koordinasi Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat.
- Keputusan Gubernur Sumbar No. 4 tahun 2003 tentang Pedoman Gerakan Kembali Ke Surau dalam upaya mengoptimalkan peran agama dan adat istiadat
- Adanya Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2010-2014
- Adanya POKJA Pengendalian HIV-AIDS Dinas Kesehatan yang dibentuk tahun 2008
- Meningkatnya Pembiayaan Pengendalian HIV-AIDS melalui APBD khususnya pengadaan Obat ARV, jasa konseling, dan lain-lain.
- Sampai dengan bulan Oktober 2011 telah tersedia berbagai layanan seperti antara lain:
- Sebanyak 8 layanan Konseling dan Tes HIV yang aktif melakukan layanan
- Adanya konselor di semua kabupaten/kota
- Sebanyak 2 (dua) layanan yang aktif melakukan pengobatan ARV. Seluruh obat ARV diberikan secara cuma-cuma kepada semua pasien yang memerlukannya diseluruh Indonesia.
- Sebanyak 1 (satu) layanan yang melakukan Program Terapi Rumatan Metadon
- Sebanyak 2 (dua) Puskesmas dapat melakukan LJSS
- Sebanyak 2 (dua) layanan kesehatan diperkuat layanan IMSnya
- Sebanyak 1 (satu) layanan dapat melakukan PMTCT
- Secara bertahap jumlah layanan akan ditingkatkan, sehingga masyarakat makin mudah untuk mengakses layanan tersebut.
- Memperkuat aspek legal pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
- Melaksanakan advokasi dan sosialisasi termasuk Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan Intervensi Perubahan Perilaku (IPP)
- Pengembangan sumber daya manusia
- Memperkuat jejaring kerja dan meningkatkan partisipasi masyarakat
- Memperkuat logistic
- Meningkatkan konseling dan tes HIV
- Meningkatkan perawatan, dukungan dan pengobatan
- Meningkatkan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.
- Meningkatkan pengendalian IMS
- Meningkatkan program pengurangan dampak buruk
- Meningkatkan pengamanan darah donor dan produk darah
- Meningkatkan kewaspadaan Universal
- Meningkatkan kolaborasi TB-HIV
- Meningkatkan surveilans epidemiologi dan pengembangan sistem informasi
- Monitoring dan evaluasi
- Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan.
Tema peringatan tahun ini adalah “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS”. Sub-Tema: “Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja sebagai bagian dari Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, serta Slogan untuk kampanye adalah : ”STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja”
Bentuk Kegiatan yang dilakukan di Provinsi Sumatera Barat antara lain meliputi:
- Advokasi
- TOT Penyuluh HIV bekerja sama dengan PBOX AISEC Pertemuan Penguatan TB-HIV (2 Desember 2011)
- Pertemuan Konsolidasi IMS (Padang dan Bukittinggi pada bulan Desember 2011)
- Siaran Pers (Pers Release),
- Konferensi Pers, melalui media cetak.
- Penyuluhan kelompok atau masal;
- Launching Layanan PTRM di RS. M. Jamil Padang (Desember 2011)
- Promosi Kesehatan melalui :
- Media cetak seperti pemasangan banner di hot spot area (banner untuk kelompok populasi kunci); poster di kantor-kantor pemerintah dan swasta (banner untuk komponen masyarakat umum) serta poster di sekolah dan perguruan tinggi (banner untuk kelompok remaja/pemuda);
- Publikasi melalui media cetak (koran, majalah, tabloid, flyer dll.);
- Sosialisasi melalui media elektronik seperti :
- Wawancara di radio (RRI Padang: 2 Desember 2011)
- Dialog interaktif di TV (TVRI: Desember 2011)
- Pemberian bantuan kepada ODHA dan OHIDHA yang memiliki ketrampilan tertentu melalui BAZDA dan KIUR.
- Sosialisasi HIV dan AIDS melalui kegiatan keagamaan
- Seminar, Round Table Discussion, Pertemuan Ilmiah, tentang HIV dan AIDS
- PBOX HIV/AIDS bekerjasama dengan AISEC Unand di BRI Lapau Gadang 14 November 2011
- Seminar HIV/AIDS Ancaman Yang Nyata Bagi Remaja dalam rangka Dies Natalis STIKES Ranah Minang Yang Ke 3 dan Hari AIDS Sedunia, yang dihadiri oleh seluruh karyawan dan mahasiswa/i STIKES Ranah Minang di STIKES Ranah Minang, 1 Desember 2011
- Sosialisasi HIV AIDS di Kabupaten Padang Pariaman
- Kegiatan Bakti Sosial antara lain meliputi:
- Konseling HIV dan AIDS,
- Mobile VCT dan IMS di Penjara, Populasi Berisiko Tinggi (WPS, Karaoke, Bar), Waria, dll
- Pelayanan Kondom dll.
- Acara Puncak
- Upacara
- Senam Massal (7 Desember 2011)
Penulis: Pribadi (DR. dr. Irene, MKM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar