Selasa, 06 Desember 2011

Seminar HIV/AIDS Ancaman Yang Nyata Bagi Remaja di STIKES Ranah Minang Padang

STIKES Ranah Minang, Padang 1 Desember 2011

Pembukaan oleh walikota Padang 
Hari ini kita melaksanakan peringatan Hari AIDS Sedunia, dimana kita harus mengingat suatu hal penting yaitu tugas kita semua untuk menghentikan penyebaran penyakit HIV/AIDS di Indonesia, di Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang, dan lebih dari sekedar mengingat, kita juga harus menilai apakah yang kita lakukan telah sesuai dengan apa yang kita harapkan dan apabila belum, mana-mana yang harus kita perbaiki dan tingkatkan, demikian DR. Fauzi Bahar, MSi, Walikota Padang, mengawali sambutan beliau pada saat membuka acara Seminar HIV/AIDS Ancaman Yang Nyata Bagi Remaja dalam rangka Dies Natalis STIKES Ranah Minang Yang Ke 3 dan Hari AIDS Sedunia, yang dihadiri oleh seluruh karyawan dan mahasiswa/i STIKES Ranah Minang di STIKES Ranah Minang, 1 Desember 2011.
Foto bersama usai Pembukaan Acara

Dalam sambutannya, ketua panitia dr. Wihardi Triman, MSc, mengatakan bahwa selain dihadiri oleh seluruh mahasiswa/i STIKES Ranah Minang, acara ini juga melibatkan seluruh dosen dan pegawai administrasi di STIKES Ranah Minang, sesuai dengan tema Hari AIDS 2011 “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS”.

Yayasan Ranah Minang siap menjadi bagian dari penanggulangan HIV di Sumatera Barat, kita akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi, akan menjadikan HIV/AIDS sebagai bagian dari kurikulum dan kami akan bekerjasama dengan pihak yang terkait untuk mewujudkan hal tersebut, papar King Churcil pada sambutannya di acara yang juga dihadiri oleh Dr. H. Shofwan Karim Elha, MA, rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

"Jangan Kucilkan Mereka,
Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya"
Pertemuan ini diawali dengan testimoni dari 2 (dua) Orang Dengan HIV Positif (ODHA), yang pada kesempatan ini menyampaikan bahwa mereka tertular karena menikah dengan orang yang berperilaku berisiko. Sangat berat pada saat mengetahui status bahwa mereka telah tertular penyakit ini, tetapi selanjutnya mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan mendukung para ODHA lainnya, sampai saat ini mereka telah membina 484 ODHA, dimana lebih kurang 80 orang adalah ibu rumah tangga dan 8 orang diantaranya adalah Balita. “Cukup Aku”, demikian papar mereka. Walau mereka menjalani kehidupan yang berat, mereka bertekat akan terus melakukan berbagai penyuluhan dan penjangkauan, agar tak ada lagi orang-orang bernasib sama dengan mereka. Walikota Padang juga memberikan nasehat-nasehat untuk mereka dan berjanji akan membantu mereka, kalian bisa membahagiakan dan pembantu orang lain, pesan beliau usai testimoni dilakukan.

Pembicara pada seminar ini adalah DR. dr Toha Muhaimin, MSc (Ketua Yayasan Pelita Ilmu, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) dan DR. dr. Irene, MKM (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat), dimoderatori oleh dr. Efrida Aziz, MSc.

Karangan Bunga Untuk Kedua Pembicara
Pada paparan saya (DR. dr. Irene, MKM) menyampaikan materi Perkembangan HIV di Provinsi Sumatera Barat. Statistik menunjukkan bahwa kelompok yang paling rawan terhadap HIV/AIDS adalah kelompok usia 15-49 tahun, atau kelompok produktif! Di Provinsi Sumatera Barat sendiri 52,12% adalah kelompok umur 20-29 tahun, diikuti kelompok umur 30-39 tahun (33,94%). Jika kita lihat bahwa HIV itu akan menjadi AIDS setelah 5-10 tahun, maka penderita berusia 20 tahun itu diperkitakan tertular di usia 10-15 tahun, disaat mereka masih di bangku sekolah. Oleh karena itu sangat perlu kelompok ini dibekali dengan pengetahuan dan layanan, sehingga mampu melindungi dirinya dan melindungi orang lain terhadap risiko-risiko penularan HIV/AIDS. Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah sangatlah penting. Anak-anak mesti diberi pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS. Kerjasama dengan institusi pendidikan sangatlah penting dilakukan. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya. Penguatan keagamaan juga sangat membantu, apalagi 49,09% kasus di Sumatera Barat disebabkan karena Penggunaan NAPZA Suntik/IDU. Jika kita lihat jenis pekerjaan, Wiraswata 36,67%, Ibu Rumah Tangga 11,52%, lain-lain 10,91%, karyawan 6,97%, siswa/mahasiswa 6,52%, dll. Untuk itu tema hari AIDS tahun ini memang sangat mendukung, upaya menghapus diskriminasi di dunia kerja harus kita dukung.

DR. dr. Toha Muhaimin dalam menyampaikan bahwa “HIV dan AIDS ini adalah ancaman nyata bagi remaja”.

Beberapa hal penting yang disampaikan adalah sebagai berikut:

APAKAH AIDS ITU?

AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh.
AIDS = Acquired Immune Deficiency Syndrome.
AIDS bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi disebabkan oleh virus.
Mereka yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan di dalam tubuh penderita telah menurun.
Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS.
Agar dapat terhindar dari HIV/AIDS kita semua harus tahu bagaimana cara penularan dan cara mencegahnya.


APAKAH HIV ITU?

HIV = Human Immunodeficiency Virus.
HIV adalah virus penyebab AIDS.
HIV menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari berbagai penyakit lain, seperti TBC, Malaria, Dll.
Jadi orang bukan terinfeksi AIDS, tapi tertular HIV, virus penyebab AIDS.
HIV terdapat dalam cairan tubuh orang yang telah tertular, seperti dalam: darah,
cairan mani,
cairan vagina,
air susu ibu (ASI) yang tertular HIV.

Bagaimana Tanda Orang yang Terkena HIV?
  • Tidak ada tandanya. 
  • Orang yang tertular HIV, akan tampak sehat seperti orang lain yang tidak tertular. Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun. 
  • Penderita HIV tidak dapat dikenali hanya dengan melihatnya secara langsung. Untuk mengetahui apakah seseorang tertular HIV atau tidak, hanya tes darah untuk HIV yang mampu membuktikannya. 
  • Tetapi, walaupun tampak sehat, mereka yang tertular HIV dapat menularkannya kepada orang lain. 
Virus penyebab AIDS ini, hidup dalam darah, cairan vagina, cairan mani, air susu ibu yang tertular HIV, dan cairan infeksi penderitanya.

Bagaimana HIV Menular?

HIV dapat menular melalui perpindahan darah dari orang yang tertular HIV, yaitu:
  • Menggunakan jarum suntik, yang dipakai secara bergantian, 
  • Alat tindik telinga, 
  • Alat tato atau alat peluka (alat penembus kulit) lainnya yang tercemar HIV, yang dipakai secara bergantian, 
  • Transfusi dengan darah yang mengandung HIV 
  • Melalui perpindahan cairan tubuh dari orang yang tertular HIV, yaitu: 
  • Dari ibu hamil ke janin melalui ari-ari, 
  • Melalui darah dan cairan saat melahirkan bayinya, 
  • Melalui cairan ASI ketika menyusui bayi,
 
  • Melalui hubungan seks dengan orang yang tertular HIV: Genital (kelamin dengan kelamin), Oral (mulut dengan kelamin), Anal (dubur dengan kelamin). 
HIV atau bibit penyakit lain akan mudah memasuki tubuh jika ada luka atau lecet pada alat kelamin. Karena itu, sangat besar risikonya melakukan hubungan seks tanpa kondom. Risiko itu akan semakin besar lagi jika sering berganti-ganti pasangan.

Perilaku Berisiko Tertular HIV

Karena HIV menular melalui perpindahan darah dan perpindahan cairan tubuh, maka semua kegiatan yang berhubungan dengan keduanya merupakan kegiatan yang berisiko. Perilaku Berisiko Tertular HIV adalah Hubungan Seks Tanpa Kondom dan Bergantian Jarum Suntik

Berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan, atau berganti-ganti pasangan dan tanpa kondom. Dalam hubungan seks, cairan tubuh dari pasangan seks (cairan vagina atau cairan mani) akan masuk ke dalam tubuh kita. Jika salah satu dari pasangan seks kita tertular HIV, maka virus tersebut juga akan terbawa dalam cairan vagina atau cairan mani, terlebih apabila pada organ seks kita terdapat luka, virus akan lebih mudah masuk.

Perilaku berisiko lainnya adalah menggunakan jarum suntik secara bergantian pada penggunaan narkoba sangat berisiko terjadinya penularan HIV. Penggunaan alat tato dan alat tindik telinga yang tidak steril, juga tergolong kegiatan yang berisiko. Mengapa? Karena darah dari orang lain akan dapat dengan mudah masuk ke dalam pembuluh darah kita. Jika dalam darah tersebut terdapat HIV, maka virus tersebut juga akan masuk ke dalam tubuh kita.

HIV Tidak Menular Melalui:

Kegiatan-kegiatan sosial seperti:
 gigitan serangga, bersalaman, bersentuhan,
 berpelukan bahkan berciuman, menggunakan peralatan makan bersama, menggunakan jamban bersama,
 bahkan tinggal serumah dengan orang yang terpapar HIV. Jadi, meskipun kita melakukan kegiatan-kegiatan sosial atau bahkan tinggal serumah dengan orang yang sudah terpapar HIV, kita tidak perlu khawatir akan tertular selama kita tidak melakukan perilaku berisiko.

Bagaimana HIV Menjadi AIDS?

Pada tahap awal, ketika HIV memasuki tubuh, tidak terdapat tanda- tanda khusus sehingga belum dapat diketahui dari tes HIV. Tahap ini disebut dengan periode jendela, berkisar antara 1 hingga 3 bulan bahkan ada yang hingga 6 bulan (HIV masih ‘bersembunyi’, belum bisa dideteksi).
Pada tahap kedua, HIV telah berkembang biak dalam tubuh sehingga dapat diketahui dari tes HIV. Orang yang tertular HIV tetap tampak sehat selama 5 sampai 10 tahun, dikenal dengan masa laten HIV/AIDS.
Pada tahap ketiga, sistem kekebalan tubuh semakin menurun, orang yang HIV+ akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Misalnya ditandai dengan adanya pembengkakan kelenjar limfa pada seluruh tubuh. Tahap ini kira-kira berlangsung selama lebih dari 1 bulan.
Pada tahap akhir, ketika sudah menjadi AIDS, penderita akan semakin lemah kondisinya akibat berbagai penyakit yang tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuhnya. Penderita ini, pada akhirnya cepat atau lambat akan meninggal, tergantung dari kondisi penyakit yang dideritanya.

Mereka yang mengidap AIDS biasanya memiliki sedikitnya 2 dari 3 gejala utama dan 1 dari 5 gejala minor.

Gejala-gejala utama (mayor) AIDS adalah:
  • Demam berkepanjangan yang dapat lebih dari 3 bulan, 
  • Diare kronis lebih dari 1 bulan, baik berulang maupun terus menerus, 
  • Adanya penurunan berat badan hingga lebih dari 1/10 (sepersepuluh) berat badan semula, dalam 3 bulan. 
Sedangkan gejala-gejala minor adalah:
  • 
Batuk kronis (selama lebih dari satu bulan),
 
  • infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, 
  • Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, yang menetap di seluruh tubuh, 
  • Munculnya Herpes zoster berulang,
 
  • Bercak-bercak gatal di seluruh tubuh. 
Sumber : Pribadi (DR. dr. Irene, MKM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar